Pages

Senin, 28 Januari 2013

Kisah Daun Bambu Ajaib Dari Negri China


Kisah Daun Bambu Ajaib Dari Negri China


Courtesy ShutterStock.com
Vemale.com - Alkisah di sebuah desa di negri China, hiduplah seorang lintah darat yang sangat kejam. Demi menumpuk kekayaannya sendiri, ia meminjamkan uang ke penduduk desa, dan menagih bunga sangat tinggi untuk setiap pinjamannya. Karena penduduk desa di sana sangat miskin, akhirnya mereka terpaksa meminjam dari lintah darat tersebut.
Setiap hari, ada saja ulah si lintah darat ini. Saat menagih bunga pinjaman, ia akan menggunakan kekerasan. Jika si peminjam tak bisa mengembalikannya, maka ia akan mengambil barang apa saja yang berharga di rumah orang itu. Jika tak ada barang berharga yang bisa dijual, maka ia akan memukuli orang itu sampai tak sadarkan diri.
Tindakan kejam ini sudah diketahui semua penduduk desa, sehingga mereka sangat takut pada lintah darat tersebut.
Suatu hari, seorang kakek tua yang miskin hendak melintasi desa. Si lintah darat timbul pikiran picik, dan menghadang kakek tua itu. Ia meminta uang lewat kepada si kakek.
"Maaf nak, aku tak punya uang sepeserpun," katanya.
Si lintah darat itupun segera menghujani si kakek dengan pukulannya. Untuk menyelamatkan nyawanya, si kakek kemudian mengarang cerita. "Nak, aku tak punya uang. Satu-satunya yang kupunya adalah bambu ajaib ini," kata kakek.
"Bambu ajaib, apa maksudmu?"
Kakekpun menjelaskan bahwa ia membawa bambu ajaib yang daunnya bisa membuat si pemilik tak terlihat. Caranya sangat mudah, cukup memetik sehelai dan menempelkannya di dahi.
Si lintah darat berseri-seri, tanpa babibu ia merampas bambu yang dibawa kakek ke rumahnya. Sesampai di rumah, ia memetik selembar daun, dan menempelkan di dahi. Iapun bertanya pada istrinya untuk mengetes kesaktian daun tersebut.
"Istriku, apakah sekarang aku tak terlihat?"
"Tentu saja aku bisa melihatmu."
Merasa tak puas dan penasaran, ia memetik selembar daun lagi dan bertanya pada istrinya.
"Istriku, apakah sekarang aku tak terlihat?"
"Apa sih yang kau lakukan? tentu saja aku bisa melihatmu."
Masih penasaran, si lintah darat memetik daun berkali-kali hingga menyisakan daun terakhir. Kemudian, dipakainya daun terakhir tersebut di dahinya. Dan ia kembali bertanya pada istrinya.
"Istriku, apakah sekarang aku tak terlihat?"
Istrinya yang sudah lelah akhirnya menjawab, "aku tidak bisa melihatmu suamiku. Di mana kau?"
Kegirangan melihat respon istrinya, iapun pergi ke kota. Menghampiri semua toko dan merampas uang serta makanan di sana. Iapun kagum pada dirinya, karena tak seorangpun menegur atau melihatnya. Tanpa ia sadari, ternyata penduduk di sana memang merasa takut kepadanya, sehingga mengabaikan semua tingkah lakunya.
***
Suatu hari, seorang pangeran lewat di desa tempat tinggal si lintah darat. Mendengar pangeran akan lewat, si lintah darat yang haus kekayaan itu timbul niat jahat. Karena ia sudah tak terlihat, ia bisa melucuti semua harta kekayaan pangeran.
Lantas, ia bergegas menghadang pangeran di tempat yang sepi. Di sana ia mengendap-endap menjalankan aksinya. Belum sempat mengambil apa-apa, ia disergap para prajurit pengawal pangeran.
"Beraninya kau hendak merampok pangeran. Kau akan dihukum mati karena ulahmu itu," hardik pangeran.
Iapun dibawa para pengawal pangeran ke ibukota untuk diadili.
Di tengah jalan, ia mengenali sosok kakek tua yang pernah dirampoknya itu. Ia tengah asyik bercerita pada kawannya bahwa ia telah menipu seorang lintah darat kejam dengan pohon bambu yang ditanam di pekarangan rumahnya.
***
Nenek moyang mengatakan, mereka yang serakah dan bodoh mudah tergiur oleh harta, dan akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta tersebut, tetapi mereka tak akan pernah berhasil.
Untuk itu, ambillah apa yang menjadi hakmu dan jangan menghalalkan segala cara untuk memuaskan diri dengan harta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

About