Pages

Senin, 28 Januari 2013

Pakai Rok Mini di Kantor = Bagian Emansipasi?

(c)123RF
Vemale.com - Oleh: Wenny Sri Widowati
Sebulan yang lalu, kita dihebohkan dengan larangan pemakaian rok mini di kantor DPR. Banyak orang menyuarakan pendapatnya melihat fenomena tersebut. Beberapa orang menyebutkan bahwa pemakaian rok mini di kantor legislatif adalah hal yang tidak pantas. Sedangkan salah satu pihak perlindungan perempuan menyatakan bahwa bukan cara berpakaian perempuan yang harus diubah, tetapi cara pandang terhadap perempuan. Lalu sebagian orang berpendapat bahwa DPR tidak perlu repot mengurusi rok mini, karena urusan penanganan korupsi jauh lebih penting.
Well..kami tidak akan membahas mengenai sisi politik dan cara memandang pakaian perempuan.  Yang akan kami bahas selanjutnya adalah.. meneruskan fenomena rok mini ke dalam wilayah profesional. Apakah hanya di Indonesia saja yang 'ribut' untuk menerapkan larangan pemakaian rok mini di kantor, atau sebenarnya aturan ini sudah ada secara global? Mari kita telusuri lebih jauh Yang pasti, simpan dulu koleksi rok mini Anda jika ingin memakainya ke kantor.
"Ribut-ribut masalah rok mini di kantor. Apakah benar kebebasan berpakaian boleh 'sejauh' itu?"
Mari menapakkan kaki di kehidupan yang sesungguhnya, maka Anda akan mendapati beberapa hal mengenai pakaian dan sikap profesional di kalangan kantor ataupun bisnis. Lupakan film-film Hollywood yang mengizinkan adegan sekretaris dengan panjang rok sejengkal di atas lutut, karena hal tersebut tidak akan pernah Anda jumpai di kantor-kantor yang mengutamakan sikap profesionalisme pegawainya. Atau singkat kata, rok mini memang bukan jenis pakaian yang pantas untuk dipakai ke kantor.
Secara global, di seluruh dunia, ada beberapa aturan mengenai pakaian kantor yang tidak boleh dilanggar. Hal tersebut berhubungan dengan sikap profesionalisme, di mana seorang perempuan akan berhubungan dan berinteraksi dengan banyak orang, maka penampilan adalah hal yang juga diperhitungkan, dan tentu saja, pakaian termasuk bagian dari penampilan.
Loh, tapi kan memakai pakaian apa saja menjadi kebebasan dan emansipasi perempuan?Well.. pikirkan lagi! Ini bukan masalah hak-hak berpakaian perempuan atau ketidakpercayaan terhadap moral para pria yang dianggap lemah jika melihat perempuan yang berpakaian 'terbuka'. Bukan, bukan itu inti artikel ini. Tetapi sekali lagi, sikap profesional Anda sebagai seorang pegawai, di mana pakaian yang dikenakan akan menjadi tolak ukur kesuksesan Anda.
Mari simak sebuah survey yang dilakukan oleh MSNBC, salah satu saluran berita terkemuka di Amerika Serikat pada berbagai pegawai kantor di seluruh dunia:
  • Sebanyak 80 persen wanita dan 61 persen pria berpikir bahwa rok mini adalah pakaian yang sangat tidak tepat dipakai saat bekerja.
  • Lebih dari 76 persen wanita dan 55 persen pria mengatakan bahwa atasan strapless/kemben sangat tidak pantas.
  • 71 persen berpendapat bahwa rekan kerja yang datang ke kantor memakai sandal jepit pantas untuk dilempar keluar.
Lihat? Survei tersebut dilakukan secara global, dan kesimpulan yang bisa kami ambil adalah.. cara berpakaian masih menjadi hal utama yang diperhitungkan, tak hanya bertujuan menyamankan semua mata yang memandang Anda, tetapi juga berpengaruh pada proses promosi jabatan Anda.
Anda tentu tak ingin rekan bisnis Anda lebih tertarik pada belahan dada atau paha Anda dibandingkan presentasi yang sedang Anda lakukan. Ingat, Ladies, bebas dalam berpakaian bukan berarti Anda juga bebas membunuh kenyamanan seseorang, terutama saat Anda berada di kawasan yang membutuhkan tingkat kenyamanan yang tinggi. Lagipula, Anda tentu ingin diingat sebagai pegawai yang andal dan cerdas, bukan diingat karena hobi memakai pakaian-pakaian 'musim panas' saat berada di kantor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

About